MAKALAH
ELIMINASI URI dan ALVI
Disusun oleh :
Kelas I-A
Kelompok 1
1. Ach
Zamroni (14.001)
2. Akidatus
Syarifah (14.002)
3. Alif
Fitriana Efendi (14.003)
4. Amam
Erfandi (14.004)
5. Ayu
Septiana (14.005)
6. Candra
Arifriyanto (14.006)
7. Darus
Salam Aini (14.007)
8. Dwi
Wahyuni (14.008)
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN PAMEKASAN
APRIL
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke
hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya-lah penulis dapat
menyelesaikan “makalah yang berjudul eliminasi uri dan alvi” Makalah ini
disusun sebagai tugas manejemen instrument.
Pada penulisan makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah manajement
instument yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini penulis harapkan.
Demikianlah makalah ini disusun dengan harapan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Demikianlah makalah ini disusun dengan harapan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Pamekasan, 7 April
2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Cover
.................................................................................................................................................
i
Kata
pengantar ................................................................................................................................
ii
Daftar
isi
..........................................................................................................................................
iii
BAB
1 ................................................................................................................................................
1
1.1 latar belakang
............................................................................................................................
1
1.2 rumusan masalah
......................................................................................................................
1
1.3 tujuan
.........................................................................................................................................
1
BAB
2 ...............................................................................................................................................
2
2.1
eliminasi uri dan alvi ................................................................................................................
2
2.2
cara pemenuhan eliminasi uri dan alvi ..................................................................................
3
2.3
alat yang digunakan untuk pemenuhan eliminasi uri dan alvi
........................................... 6
BAB
3 ............................................................................................................................................
14
3.1
kesimpulan .............................................................................................................................
14
3.2
saran .......................................................................................................................................
14
Dafatar
pustaka ...........................................................................................................................
15
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup
karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembangbiak,
tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan, dan megeluarkan sisa metabolisme tubuh
(eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan peranan
masing-masing organ. Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas
pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak
dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti
retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine,
konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan
diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah eliminasi uri dan alvi?
2.
Bagaimana cara pemenuhan eliminasi
uri dan alvi?
3.
Apa saja alat yang digunakan untuk
pemenuhan eliminasi uri dan alvi?
1.3 TUJUAN
1.
untuk mengetahui eliminasi uri dan
alvi.
2.
Untuk mengetahui cara pemenuhan
eliminasi uri dan alvi.
3.
Untuk mengetahui alat yang
diguanakan untuk pemenuhan eliminasi uri dan alvi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ELIMINASI URI dan ALVI
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan
eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air
kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi eliminasi feses dan urine. Faktor
tersebut antara lain:
a.
Usia
Usia bukan hanya berpengaruh pada eliminasi feses dan
urine saja, tetapi juga berpengaruh terhadap kontrol eliminasi itu sendiri.
Anak-anak masih belum mampu untuk mengontrol buang air besar maupun buang air
kecil karena sistem neuromuskulernya belum berkembang dengan baik. Manusia usia
lanjut juga akan mengalami perubahan dalam eliminasi tersebut. Biasanya terjadi
penurunan torus otot, sehingga peristaltik menjadi lambat. Hal tersebut
menyebabkan kesulitan dalam pengontrolan eliminasi feses, sehingga pada manusia
usia Ian jut berisiko mengalami konstipasi. Begitu pula pada eliminasi urine,
terjadi penurunan kontrol otot sphincter sehingga terjadi inkontinensia.
b.
Diet
Makanan merupakan faktor utama yang berpengaruh pada
eliminasi fekal dan urine. Makanan berserat sangatlah diperlukan untuk
pembentukan feses. Makanan yang rendah serat menyebabkan pergerakan sisa
digestif menjadi lambat mencapai rektum, sehingga meningkatkan penyerapan air.
Hal ini berakibat terjadinya konstipasi. Makan yang teratur sangat berpengaruh
pada keteraturan defekasi.Malnutrisi menjadi dasar terjadinya penurunan tonus
otot, sehingga mengurangi kemampuan seseorang untuk mengeluarkan feses maupun
urine. Selain itu, yang paling penting akibat malnutrisi terhadap eliminasi
fekal dan urine adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi yang
menyerang pada organ pencernaan maupun organ perkemihan.
c.
Cairan
Intake cairan berpengaruh pada eliminasi fekal dan
urine. Bila intake cairan tidak adekuat atau output cairan yang berlebihan,
maka tubuh akan mengabsorbsi cairan dari usus besar dalam jumlah besar. Hal
tersebut menyebabkan feses menjadi keras, kering, dan sulit melewati saluran
pencernaan. Pada eliminasi urine, kurangnya intake cairan menyebabkan volume
darah yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi menjadi berkurang sehingga urine
menjadi berkurang dan lebih pekat.
d.
Latihan fisik
Latihan fisik membantu seseorang untuk mempertahankan
tonus otot. Tonus otot yang baik dari otot-otot abdominal, otot pelvis, dan
diafragma sangat penting bagi defekasi dan miksi. Latihan fisik juga merangsang
terhadap timbulnya peristaltik.
e.
Stres psikologis
Stres yang berlebihan akan memengaruhi eliminasi fekal
dan urine. Ketika seseorang mengalami kecemasan atau ketakutan, terkadang ia
akan mengalami diare ataupun beser. Namun, adapula yang menyebabkan sulit buang
air besar.
f.
Temperatur
Eliminasi dipengaruhi oleh temperatur tubuh. Seseorang
yang demam akan mengalami peningkatan penguapan cairan tubuh karena
meningkatnya aktivitas metabolik. Hal tersebut menyebabkan tubuh akan
kekurangan cairan sehingga dampaknya berpotensi terjadi konstipasi dan
pengeluaran urine menjadi sedikit.
2.2 CARA PEMENUHAN ELIMINASI URI DAN ALVI
Pada seseorang yang mengalami gangguan pada pemenuhan eliminasinya baik
eliminasi uri ataupun alvi, maka akan dilakukan tindakan medis untuk membantu
proses pemenuhan eliminasi tersebut.
1. Cara
pemenuhan eliminasi uri :
Ø Alat
dan bahan :
1.
Sarung tanga steril
2.
Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan
jenis)
3.
Duk steril
4.
Minyak pelumas atau jeli
5.
Larutan pembersih antiseptik (kapas
sublimat)
6.
Spuit yang berisi cairan atau udara.
7.
Perlak
8.
Pinset anatomi
9.
Bengkok
10. Kantung
penampung urine
11. Sampiran
Ø Prosedur
kerja :
a.
Pemasangan kateter perkemihan pria
1.
Jelaskan prosedur
2.
Cuci tangan
3.
Pasang sampiran
4.
Pasang perlak
5.
Gunakan sarung tangan steril
6.
Pasang duk steril
7.
Tangan kiri memegang penis lalu
premusium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat
8.
Kateter diberi minyak pelumas atau jeli
pada ujungnya (kurang lebih 12,5 – 17,5 cm) lalu masukkan perlahan (kurang
lebih 17,5 – 20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik nafas dalam.
9.
Jika tertahan jangan dipaksakan
10. Setelah
kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk keteter
menetap, dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta menarik nafas
dalam
11. Sambung
kateter dengan kantung penampungan dan fiksasi ke arah atas paha atau abdomen.
12. Rapikan
alat
13. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
14. Catat
prosedur dan respon pasien
b.
Pemasangan kateter perkemihan wanita
1.
Jelaskan prosedur
2.
Cuci tangan
3.
Pasang sampiran
4.
Pasang perlak
5.
Gunakan sarung tangan steril
6.
Pasang duk steril disekitar alat genital
7.
Bersihkan vulva dengan kapas sublimat
dengan arah dari atas ke bawah ( kurang lebih tiga kali sampai bersih).
8.
Buka labia mayora dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian dalam
9.
Kateter diberi minyak pelumas atau jeli
pada ujungnya ( kurang lebih 2,5 – 5 cm) lalu masukkan perlahan dan minta
pasien menarik napas dalam, masukkan (2,5 -5 cm) atau hingga urine keluar.
10. Setelah
kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila intermiten tarik kembali
sambil pasien menarik napas dalam
11. Sambung
kateter dengan kantung penampungan dan fiksasi ke arah atas paha atau abdomen.
12. Rapikan
alat
13. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
14. Catat
prosedur dan respon pasien
2.
Cara pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Ø Alat
dan bahan :
1.
Alas atau perlak
2.
Pispot
3.
Air bersih
4.
Tisu
5.
Skrin atau sampiran bila pasien drawat
di bangsal umum
6.
Sarung tangan
Ø Prosedur
kerja :
1.
Jelaskan prosedur yang akan dilaksankan
pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum.
2.
Cuci tangan.
3.
Gunakian sarung tangan.
4.
Pasang pengalas di bawah glutea.
5.
Tempatkan pispot diatas pengalas tepat
di bawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah anus. Pada
saat meletakkan pispot anjurkan pasien untuk mengangkat daerah glutea (bila
pasien mampu) untuk memudahkan meletakkan pispot.
6.
Setelah posisi pispot tepat di bawah
glutea, tanyakan pada pasien tentang kenyamanan posisi tersebut. Jaga privasi
pasien selama prosedur.
7.
Anjurkan pasien untuk defekasi pada
tempatnya/pispot yang telah terpasang.
8.
Setelah selesai siram daerah anus dan
sekitarnya dengan air sampai bersih dengan bantuan tangan yang bersarung
tangan, kemudian keringkan dengan tisu.
9.
Cuci tangan.
10. Catat
tanggal defekasi : karakteristik feses, seperti jumlah, konsentrasi, warna,
bau, dan respon pasien selama prosedur.
2.3 ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMENUHAN ELIMINASI
URI dan ALVI
Untuk membantu proses pemenuhan eliminasi uri maupun
alvi, maka harus menggunakan alat-alat medis (alat-alat kesehatan).
1.
Alat yang digunakan untuk pemenuhan eliminasi uri
a.
Sarung tangan steril
Fungsi:
Salah satu alat
kesehatan yang disposable yang digunakan oleh paramedis untuk mencegah
penularan penyakit.
b.
Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan
jenis)
Kateter urine adalah alat berbentuk
tabung yang dipasang pada bagian uretra mengalirkan, mengumpulkan dan
mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Kateter ada 3 macam yaitu :
1) Kateter
sementara
Digunakan untuk mengambil urine dalam jumlah sedikit pada pemeriksaan lab dan biasanyan digunakaan pada saat proses melahirkan.
2) Kateter
balon/folley/tetap
Untuk mengeluarkan urin dengan sistem tertutup, dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama (5 hari). Terbuat dari karet atau plastik yang mempunyai cabang 2 atau 3 dan terdapat balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk menahan ujung kateter dalam kandung kemih.
3) Kateter
suprapubik dengan bungkus silver alloy
Jenis baru yang bagian
luar dan dalamnya dibungkus dengan perak. Perak adalah antimikroba yang efektif
tetapi karena penggunaan perak sebagai terapi antimikroba belum sistematik maka
penggunaan jenis ini masih belum jelas keakuratannya.
c.
Duk steril
Kain ini
bertujuan untuk membatasi daerah tubuh tertentu.
d.
Minyak pelumas atau jeli
Fungsi : digunakan
untuk memudahkan dan mengurangi rasa nyeri kateter pada saat dimasukkan.
e.
Larutan pembersih antiseptik (kapas
sublimat)
Fungsi untuk
membersihkan daerah penis dan vagina sebelum kateter dimasukkan.
f.
Spuit yang berisi cairan atau udara.
Fungsi : untuk
mengisikan udara ataupun cairan pada kateter setelah kateter dimasukkan.
g.
Perlak
Fungsi : sebangai
pengalas
h.
Pinset anatomi
Digunakan untuk
menjepit kassa.
i. Bengkok
Fungsi:
Alat yang
menyerupai organ ginjal dan berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan alat-alat
bekas pakai.
j.
Kantung penampung urine
Kantung penampung urina
atau urine bag adalah alat yang digunakan untuk menampung urin dari dalam
kandung kemih melalui kateter urin.
k.
Sampiran
Digunakan untuk menjaga
privasi pasien dan agar tidak terlihat oleh orang lain pada saat melakukan
pemasangan kateter karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak nyaman kepada
pasien maupun keluarga pasien.
Selain
alat tersebut juga ada Urinal plastik laki-laki dan perempuan dan Kondom
kateter.
a.
Urinal plastik laki-laki dan perempuan
Digunakan pada saat
pasien ingin BAK.
Tapi pada wanita lebih
aman menggunakan stikpan atau pispot.
b.
Kondom kateter
Kondom ini digunakan
untuk mencengah keluarnya urine yang tidak bisa ditahan yang keluar teru
menerus tampa bisa dikontrol, misalnya pada lansia dan biasanya digunakan oleh
laki-laki.
2.
Alat yang digunakan untuk pemenuhan
eliminasi alvi
a.
Alas atau perlak
Fungsi
: sebagai pengalas
b.
Pispot
Adalah suatu alat yang
digunakan untuk membantu pasien dalam BAB atau BAK. Bisa digunkan untuk
laki-laki dan perempuan.
c.
Air bersih
Fungsi
: digunakan untuk membersihkan daerah anus setelah selesai BAB.
d.
Tisu
Fungsi
: untuk mengeringkan daerah yang sudah dibersihkan dengan air.
e.
Skrin atau sampiran bila pasien drawat
di bangsal umum
Digunakan untuk menjaga
privasi pasien dan agar tidak terlihat oleh orang lain pada saat melakukan
pemasangan kateter karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak nyaman kepada
pasien maupun keluarga pasien.
f.
Sarung tangan
Fungsi:
Salah satu alat
kesehatan disposable yang digunakan oleh paramedis untuk mencegah penularan
penyakit.
Selain alat diatas juga terdapat
alat yang digunakan untuk membantu proses pemenuhan eliminasi alvi.
a)
Supositoria rektal
Digunakan pada
saat terjadi defekais, membantu untuk mengencerkan BAB agar bisa melakukan
eliminasi alvi.
b)
Spuit gliserin
Digunakan untuk mengencerkan BAB
pada pasien yang mengalami defekasi. Spuit gliserin ini diberi cairan sabun (
minyak kelapa) dan dimasukkan ke rektum. Namun hal ini sudah jarang digunakan
karena sudah ada alat atau bahan yang lebih praktis seperti suposoria rektal.
BAB 3
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme. Eliminasi ada 2
yaitu eliminasi uri dan eliminasi alvi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
eliminasi uri dan alvi.
Terdapat berbagai cara untutk membantu pemunuhan eliminasi uri dan alvi
seperti pemasangan kateter untuk membantu eliminasi uri dan penggunaan pispot
pada eliminasi alvi.
Ada berbagai macam alan dana bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi uri dan alvi.
2.2 SARAN
Gunakan prosedur sesuai dengan SOP agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Janagn membiarkan masalah eliminasi sekecil apapun karna akan
memeberikan dampak yang lebih parah jika hal itu dibiarkan
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani Anik (2009). Pengenalan
alat/instrument kesehatan dan kebidanan dalam praktik kebidanan. Jakarta;
TIM
Alimul Azis, musrifatul Uliyah. Kebutuhan
dasar manusia buku saku praktikum.